Senin, 02 Januari 2017

KURIKULUM SEBAGAI MEKANISME PASAR KERJA



Kurikulum sebagai Mekanisme Pasar Kerja

Abstrak
Artikel ini menjelaskan tentang kurikulum sebagai mekanisme pasar kerja. Bahwasanya jenis kurikulum pendidikan bukan menjadi tujuan, melainkan menjadi  alat untuk mencapai tujuan. Dan dari sanalah seharusnya disusun strategi, program dan kurikulum pendidikan itu
. Seperti halnya dengan adanya penerapan kurikulum sebagai mekanisme pasar kerja. Bagaimana kurikulum tersebut dihasilkan, praktek yang diajarkan, faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan kurikulum tersebut. Walaupun banyak perspektif dari sebagian kurikulum, artikel ini lebih menjelaskan kurikulum sebagai mekanisme pasar kerja, bagaimana keterkaitan kurikulum dengan pasar kerja, dan menjelaskan tentang kurikulum serta pedagogi kritisnya. Namun, walaupun disisi lain banyak kesalahpahaman dan ada ketidakcocokan perspektif antar kurikulum lainya, sebagaimana diketahui bahwa kurikulum sangat dibutuhkan untuk mencapai tujuan didalam pendidikan.
Kata kunci : Kurikulum, Mekanisme Pasar Kerja, dan Tujuan Pendidikan.
Abstract
This article describes the curriculum as the market mechanisms work. Which type of education curriculum is not a destination, but rather become a tool to achieve a goal. And from there it should have drawn up strategies, programs and education curriculum that. As is the case with the implementation of the curriculum as the market mechanisms work. How the resulting curriculum, practices that are taught, factors that affect the success of the curriculum. Although many perspectives from some of the curriculum, this article explains more of the curriculum as the market mechanisms work, how the interconnectedness of the curriculum with the job market, and describes the critical pedagogy and curriculum. However, although on the other hand a lot of misunderstanding and there is no fitting between other curriculum perspective, as it is known that the curriculum is necessary to achieve the objectives in education.

Keywords : Curriculum, market mechanisms work, and educational purposes.







PENDAHULUAN
Pendidikan sangatlah penting dalam kehidupan manusia. Pendidikan berlangsung seumur hidup dan  pendidikan biasanya memberikan kehidupan yang layak bagi seseorang. Namun, karena perkembangan zaman saat ini pendidikan sudah diabaikan. Tidak sama halnya dengan zaman sebelumnya dimana seseorang berbondong-bondong untuk meningkatkan kualitas pendidikan mereka dari pendidikan terendah ke yang lebih tinggi agar mereka bisa hidup layak dikemudian hari. Saat ini banyaknya orang tidak perduli terhadap pendidikan, semua ini dipicu karena mahalnya pendidikan yang diterapkan disetiap negara. Termasuk Indonesia, saat ini pendidikan yang ada di Indonesia cukup mahal. Walaupun memang adanya diterapkan kebijakan “Wajib Belajar 9 Tahun” untuk warga negaranya. Namun itu pun belum dibagi secara merata, dan kebanyakan seseorang lebih langsung bekerja daripada untuk melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi karena banyaknya faktor seperti sumber daya manusia yang belum memadai.
Oleh karena itu, upaya untuk mengatasi masalah tersebut agar tidak menurunkan kualitas pendidikan yang ada dan agar tidak mengecewakan orang-orang yang susah payah untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi harusnya ada komponen pendidikan. Dimana komponen itu sendiri berarti bagian dari suatu sistem yang memiliki peran dalam keseluruhan berlangsungnya suatu proses untuk mencapai sebuah tujuan. Komponen pendidikan berarti bagian-bagian dari sistem proses pendidikan, yang menentukan berhasil dan tidaknya atau ada dan tidaknya proses pendidikan. Untuk mengatasi masalah diatas harus di adakannya pembenahan atau evaluasi komponen pendidikan yaitu kurikulum. Kurikulum merupakan bagian penting pada proses pendidikan dan sangat dibutuhkan dalam memajukan kualitas pendidikan yang ada. Suatu kurikulum dapat mengarahkan pendidikan menuju arah dan tujuan yang dimaksudkan dalam kegiatan pembelajaran secara menyeluruh. Sebagian lainnya juga menganggap bahwa kurikulum sebagai produk, menurut Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional mendefinisikan kurikulum sebagai “seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar (Pasal 1) yang disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dengan memerhatikan tahap perkembangan peserta didik dan kesesuainnya dengan lingkungan, kebutuhan pembangunan nasional, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesenian, sesuai dengan jenis dan jenjang masing-masing satuan pendidikan (Pasal 37).”






1.        Pemikiran Henry A. Giroux mengenai kurikulum sebagai mekanisme pasar kerja
Nama Henry A. Giroux memang tidak asing dalam pendidikan khususnya pada kurikulum. Henry A. Giroux lahir  pada 18 September 1943 di Providence, Rhode Island, Amerika Serikat. Henry merupakan profesor sosiologi pendidikan di Boston University, kemudian menjadi profesor penuh di Penn State University. Giroux mengintegrasikan kajian Cultural Studies ke dalam studi tentang pendidikan. Walaupun ditengah kesibukannya, Giroux masih tetap mengajar di jenjang sarjana yang lebih condong pada bagian kurikulum. Mata kuliah yang diajarkan Giroux antara lain Pengantar Pendidikan, Isu Kontemporer dalam Sosiologi Kurikulum, Prinsip Multikulturalisme Sosial dalam Pendidikan.
Dalam penelitian pendidikan, Giroux di kenal sebagai perintis kajian Pedagogi Kritis di Amerika Serikat. Ia juga dikenal sebagai perintis studi tentang pedagogi publik, cultural studies, youth studies, higher education, media studies, dan teori kritis. ia telah mempublikasikan lebih dari 40 buku, ratusan bab yang ditulis bersamaan dengan penulis lainnya serta lebih dari 300 artikel akademik dalam bidang pendidikan dan cultural studies.
Giroux merupakan kontributor penting dalam kajian pedagogi kritis. Pemikirannya tentang kajian pedagogi kritis banyak terinspirasi oleh gagasan pemikiran Karl Marx, Paulo Freire hingga Zygmunt Baumun. Di dalam Harvard Educational Review (1983) yang merintis studi tentang peran murid dan guru dalam mempertahankan kurikulum baik formal maupun tersembunyi (hidden curriculum) Giroux dikenal sebagai “resistance theorists”yaitu teoretisi kritis yang menyebut murid dan guru sebagai agen yang aktif, kritis dan mempertanyakan perubahan kurikulum dari kelompok dominan. Kelompok kritis menganggap kurikulum bukan sebagai kesatuan struktur, tetapi terkandung pesan konflik dan hal yang saling bertentangan.
Giroux juga menulis buku “The Politics of the Hidden Curriculum,” Independent School (1997). Tesis utama yang dituangkan didalam bukunya adalah sekolah menurutnya lebih dari sekedar kurikulum tradisional. Sekolah juga mengajarkan “hidden curriculum”—yang berbentuk nilai, norma, kepercayaan, mempromosikan hierarki sosial dan relasi sosial otoriter yang ditransmisikan kepada murid melalaui struktur pendidikan. Dimana kontribusi signifikan Giroux dalam kajian tentang hidden curriculum.
                Dalam bukunya Theories of Reproduction and Resistance in thr New Sociology of Education: A Critical Analysis (2001), Giroux mendefinisikan hidden curriculum sebagai apa yang dipikirkan dan bagaimana berlangsungnya pembelajaran di sekolah, sekolah juga tidak hanya sebatas mengajarkan berbagai intruksi, tetapi juga mengajarkan nilai, norma, prinsip-prinsip pengalaman hidup yang didapatkan murid berdasarkan pengalaman pendidikan mereka di sekolah. Selain itu, Giroux berpandangan bahwa sekolah memediasi sekaligus melegitimasi terjadinya reproduksi sosial, kultural, kelas, relasi gender dalam masyarakat dominan. Secara kritis, menurut Giroux jika pedagogi kritis berlangsung dalam sekolah, sangat memungkinkan murid memiliki basis kekuasaan untuk melawan kelompok dominan di sekolah tersebut. Dengan kata lain, lingkungan sekolah melalui praktik kurikulumnya dapat mengantarkan individu untuk memahami kekuasaan di sekolah melalui berbagai kemungkinan organisasi sosial yang ada.
            Giroux juga merangkum beberapa penjelasan kurikulum dalam  buku berjudul Border Crossing: Cultural Workers and the Politics of Education (1992). Ada enam catatan penting terkait pembahasan Giroux tentang kurikulum. Pertama, kurikulum dikontruksikan dalam serangkaian isi, kategori hanya yang melahirkan ketidaksertaan dan ketidakadilan sebagai suatu yang alamiah disekolah. Kedua, kurikulum dilihat sebagai sesuatu yang menyimpang dan memiliki kelainan, oleh karena itu harus dihapuskan. Giroux beranggapan cara pandang itu salah karena Giroux beranggapan melalui kurikulum dapat mentransformasikan kesadaran kritis. Ketiga, konstruksi teks kurikulum perlu menghindari narasi utama yang menekankan terjadinya multi tafsir. Keempat, kurikulum jangan dilihat sebagai teks suci yang tak bisa disentuh dan diperbaiki. Sebagai bagian dari masyarakat yang terus berkembang, kurikulum dapat direformasi sesuai dengan konteks sosial politik. Kelima, adanya kebutuhan format baru kurikulum yang menjabarkan batasan-batasan disiplin ilmu sehingga memerlukan cara berpikir serta pendekatan baru. Keenam, kurikulum dan kebudayaan sebagai bagian diskursus kekuasaan serta ketidaksertaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar