Bibliography
Betapa
pentingnya peranan dan fungsi kurikulum dalam rangka sistem pendidikan
nasional sekarang. Pertama, kurikulum merupakan alat yang penting dalam
rangka merealisasikan program pendidikan, baik pendidikan formal maupun non
formal, sehingga pada dasarnya gambaran sistem pendidikan tampak dengan jelas
dalam kurikulum. Kedua, dunia pendidikan sudah menginjakkan kakinya kedalam
dunia inovasi sejalan dengan harapan dan tuntutan jaman. Ketiga, implikasi
dari faktor-faktor meningkat pula tentang kesadaran peranan guru.dasar-dasar
pada pengembangan kurikulum adalah : 1). Falsafah dan tujuan kurikulum; 2).
Kemasyarakatan;3). Kebudayaan atau sosial kultural;4). Psikologi belajar;
5). Pertumbuhan dan perkembangan
siswa; dan 6). Organisasi kurikulum. Perkembangan kurikulum juga ditujukan
untuk : 1). Kurikulum sekolah dasar; 2). Kurikulum smp; 3). Kurikulum sm; 4).
Kurikulum sekolah pendidikan guru.
.
Bibliography
Semiawan, C. R.
(1992). Pengembangan Kurikulum Berdiferensiasi. Jakarta: PT Grasindo.
Pengembangan kurikulum terjadi
terus menerus, dilakukannya banyak refisi untuk memperbaikinya. Tak lain
halnya dengan pengembangan kurikulum berdiferensiasi. Dimana pengembangan
kurikulum ini bertitik tolak dari asumsi bahwa setiap manusia berbeda kecepatan
perkembangannya dan bahwa pengabaian dari pemenuhan kebutuhan sesuai sifat
dan irama perkembangan tersebut sangat mengganggu pertumbuhan seseorang.
Apalagi bagi anak yang memilki keunggulan keberkatan, pemenuhan kebutuhan
sesuai sifat dan irama perkembangannya merupakan wahana dalam mencapai
pertumbuhan secara optimal. Dimana dalam kurikulum ini juga terdapat beberapa
analisis : 1). Integrasi nilai dasar, situasi aktual, dan konsep
pengembangan; 2). Perspektif pengembangan kurikulum berdiferensiasi (PKD).
Terdapat konsep kurikulum berdiferensiasi, kehidupan intelektual anak :
perkembangan, teori, dan tuntutannya, PKD, keberkatan dan kreativitas :
konsep, tingkatan, tahap, serta cirinya, langkah-langkah pengembangan
kurikulum beridferensiasi, implikasi, penerapan beberapa teknik sesuai
pengembangan tingkat kreatif, penilaian anak berbakat, dan bimbingan
konseling anak berbakat.
Bibliography
Sanjaya, W.
(2005). Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi.
Jakarta: Prenada Media Group.
Kurikulum dalam
pembelajaran merupakan dua sisi dari satu mata uang. Artinya, dalam proses
pendidikan dua hal itu tidak dapat dipisahkan. Kurikulum tidak akan berarti
tanpa diimplementasikan dalam proses pembelejaran; sebaliknya pembelajaran
tidak akan efektif tanpa didasarkan pada kurikulum sebagai pedoman. Kurikulum
Berbasis Kompetensi (KBK) yang kemudian dikenal dengan Kurikulum 2004,
merupakan salah satu model kurikulum yang berlaku di Indonesia sebagai
konsekuensi diberlakunya undang-undang tentang desentralisasi yang mengatur
kewenangan pemerintah pusat dan daerah. Didalam buku ini dijelaskan pula
bagaiman konsep dasar Kurikulum Berbasis Kompetensi, Pengembangan Kurikulum
Berbasis Kompetensi, Model Desain Kurikulum Berbasis Kompetensi, proses
belajar mengajar dalam konteks Kurikulum Berbasis Kompetensi, belajar dan
strategi pembelajaran, pembelajaran konstektual, model pembelejaran
peningkatan kemampuan berfikir, kompetensi profesional guru dalam proses
pembelajaran, keterampilan dasar dalam proses pembelajaran, evaluasi
pembelajaran dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi, dan penilaian portofolio.
Dari urutan tersebutlah guru bisa dikatakan berhasil dalam menerapkan
Kurikulum Berbasis Kompetensi, karena tinjauan yang dicakup lumayan luas.
Bibliography
Tarigan, H. G. (1984). Dasar-dasar
Kurikulum Bahasa. Bandung: Penerbit Angkasa.
Memahami kurikulum serta
menerapkan kurikulum pada proses pembelajaran sangatlah tidak mudah. Dimana
harus menguasai materi yang diterapkan dalam kurikulum tersebut dan
mempertimbangkan apakah materi tersebut bisa diterima oleh peserta didik.
Maka untuk itu pada kurikulum harus menentukan dasar-dasar yang dapat
membantu proses pembelajaran secara efektif, kurikulum yang dibuat maupun
diterapkan diharapkan dapat membantu mutu kualitas pendidikan. Tak lain
halnya dengan dasar-dasar Kurikulum Bahasa. Dimana harus terdapat tinjauan
umum meliputi: kurikulum dan silabus, hakikat kurikulum, teori kurikulum,
proses kurikulum, dan ragam kurikulum. Perencanaan kurikulum meliputi:
pengambilan keputusan kurikulum, peranan partisipan, kendala pragmatik,
proses dan produk, rancang bangun silabus, pendekatan kurikulum, dan pengembangan
kurikulum. Analisis kebutuhan kurikulum meliputi: maksud dan tujuan, rancang
bangun silabus, metodologi, ujian dan penilaian, pendekatan berorientasikan
kecakapan berbahasa, pendekatan berorientasi psikologis-humanistik, dan
pendekatan berorientasi maksud tertentu.
Rancang bangun kurikulum meliput: humanisme klasik dan rancang bangun
kurikulum, rekontrusionisme dalam rancang bangun kurikulum, progresivisme
dalam rancang bangun kurikulum, dan pembaharuan kurikulum. Kurikulum
berorientasi pembelajar meliputi: landasan teoretis, metodologi, dan sumber
daya bagi kurikulum yang berpusat pada pembelajar. Itulah rincian yang dapat
memberikan hasil pada dasar-dasar kurikulum bahasa.
Bibliography
Hasan, S.H. (2008). Evaluasi Kurikulum. Bandung:
Rosdakarya.
Secara garis besar
buku ini mengkaji tentang evaluasi kurikulum. Menurut penulis evaluasi
kurikulum merupakan suatu aktifitas ilmiah yang memiliki keterkaitan erat
dengan proses pengembangan kurikulum. Jadi, evaluasi kurikulum tanpa
kurikulum tidak punya arti dan sebaliknay kurikulum tanpa evaluasi tidak akan
berhasil dengan maksimal. Buku ini terdiri dari 9 bab, yang dimulai dengan
delineasi bidang evaluasi kurikulum: definis, tujuan, dan fungsi evaluasi
kurikulum; landasan evaluasi kurikulum; kriteria evaluasi kurikulum; ruang
lingkup evaluasi kurikulum; jenis evaluasi kurikulum; prosedur evaluasi
kurikulum; model-model evaluasi kurikulum dan terakhir standar dalam
pelaksanaan evaluasi kurikulum. Pada bab 8 membahas tentang model-model
evaluasi kurikulum dan salah satu model yang dibahas adalah model Countenance
Stake’s. Model ini merupakan model yang pertama kali dikembangkan oleh Stake
yang disesuaikan dengan judul artikel yang ditulis yaitu “Countenance”. Stake
mengemukakan bahwa keseluruhan kegiatan evaluasi harus dilakukan dan cara
yang diinginkan bagaimana evaluasi tersebut dilakukan. Model Countenance
Stake’s terdiri dari dua matriks yaitu matriks deskripsi dan matriks pertimbangan.
Setiap matriks terdiri atas dua kategori dan tiga bagian. Matriks deskripsi
terdiri atas kategori rencana (intens) dan observasi. Matriks pertimbangan
terdiri atas kategori standar dan pertimbangan. Pada setiap kategori terdapat
tiga fokus penting yaitu Antecedents (keadaan sebelum), Transkasi (proses),
dan hasil (kemampuan yang diperoleh peserta didik).
Bibliography
Rusman. (2009). Manajemen
Kurikulum. Jakarta: Rajawali Press.
Buku berbahasa
Indonesia ini memaparkan tentang hal-hal yang berkaitan dengan manajemen
kurikulum. Meski masih membahas kurikulum dalam konteks kurikulum tingkat
satuan pendidikan (KTSP), secara keseluruhan isi buku ini masih relevan untuk
dibaca bagi praktisi di bidang pendidikan. Penulis membagi buku kedalam
sembilan bab/ bagian. Bagian pertama sampai ke-empat, pendahuluan, konsep
dasar manajemen kurikulum dan tugas atau peran kepala sekolah dalam manejemen
kurikulum, serta fungsi manajemen kurikulum. Evaluasi kurikulum dibahas pada
bab ke-empat. Penulis memaparkan sejarah evaluasi kurikulum, mulai dari era
pertama (Bobbit tahun 1918) dan Charters (1923). Era kedua Tyler, dkk (1940),
dan era ketiga Sputnik (1970), serta Cronbach (1970). Evaluasi kurikulum
dilaksanakan dengan tujuan untuk 1). Perbaikan program. 2). Pertanggung
jawaban kepada berbagai pihak dan 3). Penentuan tindak lanjut hasil
pengembangan. Model yang dapat digunakan antara lain: 1) measurement, (2)
congruence, (3) illumination, (4) educational system evaluation.
Bagian ke lima sampai
ketujuh membahas sumber daya pendukung keberhasilan pelaksanaan kurikulu,
mengembangkan kurikulum muatan lokal, dan sosialisasi kurikulum tingkat
satuan pendidikan (KTSP). Bagian bab terakhir dan sembilan membahas tentang
sertifikasi guru dalam jabatan dan manajemen peningkatan mutu pendidikan.
Trianti, M.Pd. 2013. Model pembelajaran terpadu. Bumi
aksara. 290 halaman
Melalui buku ini kita
dapat mengetahui 4 bagian yang penting yaitu: mengenai prinsip pengembangan
kurikulum pembelajaran terpadu. Bagian pertama memiliki 3 bab, bab pertama
pendahuluan, bab kedua konsep dan kerangka dasar ktsp; kerangka dasar model
pembelajaran terpadu. Bagian kedua memiliki 4 bab, bab pertama tinjauan umum
model pembelajaran terpadu, bab kedua landasan teoritis dan empiris, bab ketiga
pengembangan perangkat model pembelajaran terpadu, dan bab keempat implikasi
pembelajaran terpadu; membahas mengenai pengembangan model pembelajaran IPA
terpadu; membahas mengenai pengembangan model IPS terpadu. Dimana memiliki dua
bab, bab pertama membahas hakekat ilmu pengetahuan sosial dan strategi
pembelajarannya, bab kedua membahas pengembangan pembelajaran ips terpadu. Buku
ini cocok untu para akademisi (guru atau doesen), birokrasi, praktisi,
peneliti, pengamat, widyaiswara, pengawas pendidikan dan tenaga kependidikan
lainnya. Juga bagi para mahasiswa pendidikan maupun non kependidikan, terutama
mahasiswa pendidikan profesi guru (PPG) sebagai bahan mata kuliah pembelajaran
terpadu.
Mabyliss Pro Titanium Flat Iron - The Tatanium Art
BalasHapusIt is made in titanium teeth dog the same size, it has a unique matte finish with a shiny chrome finish on the edges. The aluminum vs titanium Matte finish 2018 ford ecosport titanium has titanium earrings hoops the added strength of Material: Titanium Steel Rating: 3 · 1 review 2013 ford focus titanium hatchback
q815l9wvcvn406 horse dildos,horse dildo,sex dolls,black dildos,penis rings,horse dildo,male sex toys,G-Spot Vibrators,realistic dildo q411r1smkno338
BalasHapus